Cute Rocking Baby Monkey

Ikutin program dibawah ini, gak bakalan rugi,...

DbClix

Yuk,... Klik dibawah ini

Kamis, 22 April 2010

SELAMATKANLAH BUMIKU

Aku mempunyai delapan anak. Kuberi nama persis seperti planet yang ada di dunia ini, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jumpiter, saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Sering kuibaratkan diriku sebagai Matahri. Pusat gravitasi dari kedelapan anak-anakku.

Anak-anakku sangat patuh kepadaku. Mereka tidak pernah bertengkar. Masing-masing memiliki rotasi kehidupannya sendiri. Ada yang sibuk bekerja, kuliah, sekolah, bermain-main dan sebaginya. Jika malam tiba, tepatnya sesudah makan malam, mereka akan bervolusi mengelilingiku dan mengerumuniku. Ada-ada saja permintaan mereka. Yang bereceritalah, mendongenglah, menyanyi, tebak-tebakakan atau sekedar tidur di pangkuanku.

Aku merasa hidupku sangat sempurna dikelilingi anak-anakku yang lucu. Hingga suatu hari, Bumi anakku yang ketiga mendadak murung ketika pulang dari sekolah. Ia tak menjawab sepatah katapun ketika kutanyakan keadaannya. Bumi yang biasanya sangat polos dan ceria kini diam seribu bahasa. Ia tak mau makan, tak mau minum, tak mau mandi, dan hanya mengurung diri di kamar. Aku sama sekali tak tahu apa yang Bumi inginkan

Keadaan berlangsung selma beberapa haritanpa seorang pun yang berhasil membujuknya. Guru-guru di sekolah mulai mengeluh dengan sikap Bumi. Kemarin Bumi mengamuk di kelas tiba-tiba. Meja dan kursi diobrak abrik tak karuan. Seperti terjadi gempa lokal saja. Kepala sekolah juga tak dapat membantu. Bumi terpaksa dikeluarkan dari sekolah.

Dirumah ulah Bumi semakin menjadi jadi. Sebentar benatr ia berteriak sekerasnya. Jeritannya menggelegar memecahkan gendang telinga. Tiba-tiba saja Bumi menangis sejadi-jadinya. Air matany menganak sungai membanjiri sprei tempat tidurnya. Aku hampir putus asa melihat Bumi seperti ini. Badnnya juga semakin panas. Apa yang terjadi dengan Bumi, anakku ?

Akhirnya kubawa Bumi ke dokter. Kerut merut yang tergambar di kening dokter telah mampu menjawab kegelisahanku. Bahkan dokter juga mampu mendiagonis penyakit Bumi. Dokter hanya menduga Bumi terkena penyakit komplikasi yang cukup rumit. Kata “Global Warming “ disebut berkali-kali tapi aku tak tahu sama sekali artinya itu. Aku hanya tahu penyakit Bumi sangat parah dan bila tidak segera diobati Bumi akan ,…. Ah tak berani kubayangkan itu.

“ibu, ibu mengendarkanku ? Ibu ? “

“ Ah maaf Dok. Apa tadi ya ? “

“Saya bertanya, apa dirumah ibu sering menggunakan hair dryer atau semacam hair spray secara berlebihan ?”

“ Ah tentu saja, Venus paling sering mem-blow rambutnya dan segala semprot-semprotan rambut yang bau menyengatnya itu.

“Ya dok. Tapi apa hubungannya dengan penyakit anakku ? Tanyaku heran.

“Bagaimana pendingin ruangan, Bu ? Apa ibu selalu menghidupkannya selama 24 jam ?”

“Tentu dok. Dokter sendiri kan tahu betapa panasnya sekarang ini. Anak-anakku selalu rewel bila kumatikan AC-nya .”

“Anak ibu ada berapa orang ? “

“Delapan, dok. Bumi anakku yang ketiga. Tapi mengapa itu yang dokter tanyakan ? Anakku bagaimana ?”

“Tunggu, delapan ? Dan mereka mungkin memiliki sebuah pendingin ruangan di kamar mereka masing-masing. Belum lagi kendaraan masing-masing. Ah, begini, Bu. Saya menduga anak ibu dipicu oleh pemakaian hair dyr, dan pendingin ruangan yang berlebihan. Tapi itu hanya swbagian kecil saja. Nah jika masing-masing anak ibu memiliki kendaraan bermotor baik mobil, sepeda motor, apakah mereka sering memanaskan mesin tersebut dalam waktu jangka waktu yang lama ?Kemudian, apakah perangkat-perangkat elektronik sering ditinggalkan dalam kondisi standby ? Apakah pemakaian kantong plastik dirumah ibu sangat berlebihan ? Apakah lingkungan ibu tidak ditanami pepohonan atau bagaimana ?

Walaupun terdengar aneh, tapi kata-kata dokter itu semuanya benar. Mobil Jupiter dan sepeda motor Mars yang gede itu memang setiap pagi selalu dipanaskan. Asap hitam yang keluar dari knalpot mengepul-ngepul menyesakkan rongga dada. Laptop Merkurius juga sering dihidupkan begitu saja. Dan mengenai pepohonan ? Dulu Saturnus suka menanami pbunga dan tumbuh-tumbuhan yang hijau asri. Tapi sejak pelebaran jalan dua tahun yang lalu, tumbuh-tumbuhan itu beserta pohon-pohon tetangga juga ikut ditebang. Kalau pemakaian kantong plastik, tak usah ditanyakan lagi. Makin hari makin menumpuk saja kantong plastik di rumahku.

“Benar dok. Semuanya benar. Jadi apa yang harus kulakukan, dok ?”

“Aku takut upay a apapun sudah tak mampu menyembuhkan Bumi seperti sedia kala, Bu. Kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Ibu harus mengurangi zat-zat yang berbahaya itu>”

“Oh,.. tidak mungkin! Bumi harus embuh. Ia harus seperti dulu lagi. Selamatkanlah Bumi, dok! Aku mohon ,.. “

“Maaf, bu. Semuanya tergantung usaha kita kedepan. Ibu jangan putus asa.”

Dengan langkah gontai, aku pulang bersama Bumi. Tenanglah nak, Ibu akan merawatmu. Global warming,.. Kau akan kubasmi sampai ke akar-akarnya! Sampai Bumiku bisa tersenyum lagi. Bumi anakku, yang kucintai… “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar