Cute Rocking Baby Monkey

Ikutin program dibawah ini, gak bakalan rugi,...

DbClix

Yuk,... Klik dibawah ini

Selasa, 07 Februari 2012

Hidup adalah Pilihan

Sebuah kisah yg Indah.. Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, ” Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!” Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana , memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, “Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya? ” Jerry menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya.” “Tetapi tidak selalu semudah itu,” protesku. “Ya, memang begitu,” kata Jerry, “Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup.” Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? ” Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. “Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang,” jawab Jerry. “Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup.” “Apakah kamu tidak takut?” tanyaku. Jerry melanjutkan, ” Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata ‘Orang ini akan mati’. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.” “Apa yang kamu lakukan?” tanya saya. “Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku,” kata Jerry. “Dia bertanya apakah aku punya alergi. ‘Ya’ jawabku.. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, ‘Peluru!’ Ditengah tertawa mereka aku katakan, ‘ Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati’.” Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikap hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Duri Bunga Mawar

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna. Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya. Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.” Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu. Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah. Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki. Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus menunjukannya. Jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul. Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa. Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

Mari Motivasi diri

Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika anda memiliki motivasi yang kuat dalam diri anda. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali anda menggapai apa yang anda cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin anda tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut. Caranya? coba simak tips berikut ini: 1. Ciptakan sensasi Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin. 2. Kembangkan terus tujuan anda Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda. 3. Tetapkan saat kematian Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan ‘ajal’ anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup anda. 4. Tinggalkan teman yang tidak perlu Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi. 5. Hampiri bayangan ketakutan Saat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik. 6. Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda. 7. Mulailah dengan rasa senang Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki. 8. Berlatih dengan keras Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan. Kesimpulan: Motivasi dapat menumbuhkan semangat dalam mencapai tujuan. Motivasi yang kuat di dalam diri, kita akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga kita tidak akan ragu untuk melangkah ke depan, yaitu mencapai visi hidup kita. Salam Sukses !

Jumat, 06 Januari 2012

Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi

Pembaca, jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran kosong atau angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi mengikuti imajinasi”. Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein mengamini hukum kekekalan energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan bakar dari idenya itu.
Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja?Pada prinsipnya, perlu Anda sadari, pikiran kita adalah sebuah
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar kita imajinasikan.
Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan.
Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.
Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan dijebloskan ke penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong, dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan mental yang meletihkan baginya.
Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai berlatih mental. Setiap hari, dengan
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.
Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Namun, ada yang menarik saat dia mulai bermain golf kembali untuk
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu.
Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang bermimpi menjadi Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi Miss Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up pertama. Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi yang sama. Hati kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk berhenti.
Bulatkan tekad
Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah di Florida.
Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia membeli video dan semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent, Miss Universe, Miss America, dan sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali. Setiap kali melihat para diva meraih penghargaan tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi pemenangnya.
Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya apakah dia merasa canggung saat berjalan di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara Holland menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu.”
Seorang reporter menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah berjalan ribuan kali di panggung, sementara dia baru pertama kalinya mengikuti kontes. Tara menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di panggung itu…dalam pikiran saya.”
Pembaca, dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan imajinasi. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita.
Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.
Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan.
Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the master of my fate. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya.
Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.
Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan sia-siakan kekuatan imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-citakan.
Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya. Dalam aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan kita mulai mengarah pada apa yang kita bayangkan. Dan…the dreams will come true!

Kebiasaan yang Diulang

Kebiasaan yang Diulang

Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.
Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
=============================================================,
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.
Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!

Senin, 02 Januari 2012

Hati hati dengan Prasangka kita..

Hati-hati dengan Prasangka kita..

DI RUANG TUNGGU SEBUAH BANDARA, SEORANG IBU MUDA TERLIHAT TENGAH MENUNGGU PESAWAT YANG AKAN MENERBANGKAN DIRINYA.
KARENA HARUS MENUNGGU CUKUP LAMA, IA MEMUTUSKAN UNTUK MEMBELI BUKU UNTUK DIBACA.
IA JUGA MEMBELI SEBUNGKUS BISKUIT, SEKADAR UNTUK CAMILAN DIRINYA DISAAT MENUNGGU PESAWAT.


IA KEMUDIAN DUDUK DI SALAH SATU KURSI DI RUANG TUNGGU VIP.
SAMBIL BERSANDAR, IA MULAI MEMBUKA DAN MEMBACA BUKU YANG DIPEGANGNYA.
DI KURSI SEBELAH, YANG HANYA DIPISAHKAN OLEH SEBUAH MEJA KECIL YANG DIATASNYA TERSAJI SEBUNGKUS BISKUIT, DUDUKLAH SEORANG PRIA.
PRIA TSB TERLIHAT MULAI MEMBACA MAJALAH.


KETIKA IBU MUDA MENGAMBIL SEPOTONG BISKUIT DARI BUNGKUSAN YANG TERLETAK DI ATAS MEJA, PRIA TSB MENGAMBIL SEPOTONG JUGA.
SI IBU MUDA MERASA TERGANGGU DENGAN PERBUATAN PRIA TSB, NAMUN IA DIAM SAJA.
IA HANYA BERGUMAM:
? HUH ....MENYEBALKAN! INGIN RASANYA KUTAMPAR SAJA MUKANYA !?
SETIAP IBU MUDA TSB MENGAMBIL SEPOTONG BISKUIT, PRIA TSB JUGA MELAKUKAN HAL YANG SAMA, SAMBIL TERSENYUM KEPADA SI IBU MUDA.
PERBUATAN PRIA TSB BENAR-BENAR MENGUNDANG GERAM SI IBU MUDA ...!


NAMUN SI IBU MUDA TIDAK BEREAKSI APA-APA, IA HANYA MENYIMPAN KEDONGKOLAN DIDALAM DADA.
KETIKA BISKUIT TERSISA SATU POTONG, SI IBU MUDA BERGUMAM: ? COBA SAYA INGIN LIHAT APA YANG AKAN DILAKUKANNYA. ..!?
KEMUDIAN SI PRIA MEMBELAH BISKUIT TSB. IA MENGAMBIL SEPAROH DAN MEMPERSILAKAN SI IBU MUDA UNTUK MENIKMATI YANG SEPAROHNYA LAGI...
BENAR-BENAR KETERLALUAN .....!


KINI, KEKESALAN SI IBU MUDA BENAR-BENAR MEMUNCAK!
IA SEGERA MENGEMASI BARANG-BARANGNYA DAN MENINGGALKAN TEMPAT DUDUK TSB, PINDAH KE RUANG KEBERANGKATAN ( BOARDING ROOM ).
KETIKA IBU MUDA DUDUK DIDALAM PESAWAT, IA MEMBUKA TAS JINJINGNYA UNTUK MENGAMBIL KACAMATA.
BETAPA TERKEJUTNYA DIA ...... TERNYATA BUNGKUSAN BISKUIT MILIKNYA ADA DI DALAM TAS JINJING, MASIH UTUH ...!


IA KINI MENYESAL, ... DAN BENAR-BENAR MERASA MALU!
IA MERASA BERSALAH.
IA MENGIRA BAHWA BISKUIT YANG DIMAKAN TADI ADALAH MILIKNYA
.... TERNYATA BUKAN!


PRIA TADI MEMBAGI BISKUIT ANTARA DIRINYA DAN SI IBU MUDA TANPA MERASA MARAH, TENGANGGU ATAU PUN MERASA RUGI ...
.... SEMENTARA SI IBU MUDA MERASAKAN SEBALIKNYA.
IA MERASA BAHWA BISKUIT TSB ADALAH MILIKNYA YANG TELAH DISEROBOT OLEH PRIA TSB, DAN MENYANGKA BETAPA SI PRIA TSB TELAH BERBUAT KURANG AJAR KEPADA DIRINYA.

KAWAN,
ADA TIGA HAL YANG TIDAK DAPAT DIRAIH KEMBALI ...
1. Kata-kata... ...setelah diucapkan!
2. Kesempatan.. . ... setelah berlalu!

3. Waktu... ...setelah beranjak pergi!

Jati diri yang sebenarnya...

Alkisah, di tengah samudra yang maha luas, tampaklah ombak besar sedang bergulung-gulung dengan suaranya yang menggelegar, tampak bersuka ria menikmati kedasyatan kekuatannya, seakan-akan menyatakan keberadaan dirinya yang besar dan gagah perkasa.

Sementara itu, jauh di belakang gelombang ombak besar, tampak sang ombak kecil bersusah payah mengikuti. Ia terlihat lemah, tertatih-tatih, tak berdaya, dan jauh tersisih di belakang. Akhirnya, ombak kecil hanya bisa menyerah dan mengekor ke mana pun ombak besar pergi. Tetapi, di benaknya selalu muncul pertanyaan, mengapa dirinya begitu lebih lemah dan tak berdaya?

Suatu kali, ombak kecil bermaksud mengadu kepada ombak besar. Sambil tertaih-tatih ombak kecil berteriak: “Hai ombak besar. Tunggu!”

Sayup-sayup suara ombak kecil didengar juga oleh ombak besar. Lalu sang ombak besar sedikit memperlambat gerakannya dan berputar-putar mendekati arah datangnya suara. “Ada apa sahabat?” Jawab ombak besar dengan suara menggelegar hebat.

“Aih.pelankan suaramu. Dengarlah, mengapa engkau bisa begitu besar? Begitu kuat, gagah, dan perkasa? Sementara diriku. ah. begitu kecil, lemah dan tak berdaya. Apa sesungguhnya yang membuat kita begitu berbeda, wahai ombak besar?”

Ombak besar pun menjawab, “Sahabatku, kamu menganggap dirimu sendiri kecil dan tidak berdaya, sementara kamu menganggap aku begitu hebat dan luar biasa, anggapanmu itu muncul karena kamu belum sadar dan belum mengerti jati dirimu yang sebenarnya, hakikat dirimu snediri”. “Jati diri? Hakikat diri? Kalau jati diriku bukan ombak kecil, lalu aku ini apa?” Tanya ombak kecil, “Tolong jelaskan, aku semakin bingung dan tidak mengerti.”

Ombak besar meneruskan, “Memang di antara kita terasa berbeda tetapi sebenarnya jati diri kita adalah sama, kamu bukan ombak kecil, aku pun juga bukan ombak besar. Ombak besar dan ombak kecil adalah sifat kita yang sementara. Jati diri kita yang sejati sama, kita adalah air. Bila kamu menyadari bahwa kita sama-sama air, maka kamu tidak akan menderita lagi, kamu adalah air, setiap waktu kamu bisa menikmati menjadi ombak besar seperti aku, kuat gagah dan perkasa.”

Mendengar kata-kata bijak sang ombak besar, mendadak timbul kesadaran dalam diri ombak kecil. “Ya, benar, aku bukan ombak kecil. Jati diriku adalah air, tidak perlu aku berkecil hati dan menderita.”

Dan, sejak saat itu, si ombak kecil pun menyadari dan menemukan potensi dirinya yang maha dasyat. Dengan ketekunan dan keuletannya, ia berhasil menemukan cara-cara untuk menjadikan dirinya semakin besar, kuat, dan perkasa, sebagaimana sahabatnya yang dulu dianggapnya besar. Akhirnya, mereka hidup bersama dalam keharmonisan alam. Ada kalanya yang satu lebih besar dan yang lain kecil. Kadang yang satu lebih kuat dan yang lain lemah.
Begitulah, mereka menikmati siklus kehidupan dengan penuh hikmat dan kesadaran.

Sebagai manusia, sering kali kita terjebak dalam kebimbangan akibat situasi sulit yang kita hadapi, yang sesungguhnya itu hanyalah pernak-pernik atau tahapan dalam perjalanan kehidupan. Sering kali kita memvonis keadaan itu sebagai suratan takdir, lalu muncullah mitos-mitos: aku tidak beruntung, nasibku jelek, aku orang gagal, dan lebih parah lagi menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk “ketidakadilan” Tuhan.

Dengan memahami bahwa jati diri kita adalah sama-sama manusia, tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Karena sesungguhnya kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan bukan monopoli orang-orang tertentu, jika orang lain bisa sukses, kita pun juga bisa sukses! Kesadaran tentang jati diri bila telah mampu kita temukan, maka di dalam diri kita akan timbul daya dorong dan semangat hidup yang penuh gairah sedahsyat ombak besar di samudra nan luas. Siap menghadapi setiap tantangan dengan mental yang optimis aktif, dan siap mengembangkan potensi terbaik demi menapaki puncak tangga kesuksesan.

“Jati diri kita adalah sama-sama manusia! Tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Jika orang lain bisa sukses, kita pun bisa sukses!”

Kisah Inspiratif - Jembatan kayu kedamaian

Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah
karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius. Dan
ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal
selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan. Saling meminjamkan
peralatan pertanian. Dan bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa
mengalami hambatan. Namun kerjasama yang akrab itu kini retak.

Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah
menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam
bentuk caci-maki.
Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak
bertegur-sapa.

Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang kakak.
Di depan pintu berdiri seorang pria membawa kotak perkakas tukang
kayu.
Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan,? kata pria itu
dengan ramah.? Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan
untuk saya selesaikan.?
Oh ya !? jawab sang kakak.
Saya punya sebuah pekerjaan untukmu.?

Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana. Itu adalah rumah
tetanggaku, ah sebetulnya ia adalah adikku.
Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan
Airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang
Memisahkan tanah kami.
Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku, Tapi aku akan
membalasnya lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau
membuat pagar setinggi 10 meter untukku
Sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya, aku ingin
melupakannya.

Kata tukang kayu, Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan.
Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang.?
Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan
dan menyiapkannya untuk si tukang kayu.

Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian. Sepanjang
hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku. Di
sore hari, ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru
Saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu
melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar
kayu sebagaimana yang dimintanya. Namun, yang ada adalah jembatan
Melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang
Pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan
yang tertata rapi.

Dari seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki
Jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar.
Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal
sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku? kata sang
adik pada kakaknya.

Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan, Saling
berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun
membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.
"Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami
mempunyai banyak pekerjaan untukmu", pinta sang kakak.
"Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini, kata tukang kayu,
tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan."

cerita pendonor sumsum tulang

Di suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang
yang istimewa 17 Mei 1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli
(nama kota, tak tahu aku bener engga nulisnya), seorang
wanita kulit putih diperkosa oleh seorang kulit hitam. Tak
lama kemudian,sang wanita melahirkan seorang bayi
perempuan berkulit hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja
menanggung tanggung jawab untuk memelihara anak ini.
Sayangnya,sang bayi kini menderita leukemia (kanker
darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang
segera.

Ayah kandungnyamerupakan satu-satunya penyambung harapan
hidupnya. Berharap agar pelaku pada waktu itu saat melihat
berita ini, bersedia menghubungi Dr. Adely di RS
Elisabeth.

Berita pencarian orang ini membuat seluruh masyarakat
gempar.Setiap orang membicarakannya.Masalahnya adalah
apakah orang hitam ini berani muncul Padahal jelas ia akan
menghadapi kesulitan besar, Jika ia berani muncul,ia akan
menghadapi masalah hukum, dan ada kemungkinan merusak
kehidupan rumah tangganya sendiri. Jika iatetap bersikeras
untuk diam, ia sekali lagi membuat dosa yang tak
terampuni. Kisah ini akanberakhir bagaimanakah ?

Seorang anak perempuan yang menderita leukimia ternyata
menyimpan suatu kisah yang memalukan di suatu perkampungan
Itali.Martha, 35 thn, adalah wanita yang menjadi
pembicaraan semua orang.

Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi
diantara kedua anaknya, ternyata terdapat satu yang
berkulit hitam. Hal ini menarik perhatian setiaporang
disekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya tersenyum
kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan
kakeknya berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat
kemungkinan seperti ini

Musim gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus
mengalami demam tinggi. Terakhir ,Dr.Adely memvonis Monika
menderita leukimia. Harapan satu-satunya hanyalah mencari
pedonor sumsum tulang belakang yang paling cocok
untuknya.Dokter menjelaskan lebih lanjut.

Diantara mereka yang ada hubungan darah dengan Monika
merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan pedonor
tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian berkumpul
untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh
keluarga menjalani pemeriksaan.Hasilnya tak satupun yang
cocok.Dokter memberitahu mereka, dalamkasus seperti Monika
ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah kecil
kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu carayang paling
manjur, yaitu Martha dan suaminya kembali mengandung anak
lagi. Dan mendonorkan darah anak untuk Monika.Mendengar
usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata tanpa
suara Tuhan..kenapa menjadi begini ?

Ia menatap suaminya, sinar matanya dipenuhi ketakutan dan
putus asa. Peterson mengerutkan keningnya berpikir.Dr.
Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini banyak
orang yang menggunakan cara ini untuk menolong nyawa para
penderita leukimia, lagi pula cara ini terhadap bayi yang
baru dilahirkan sama sekali tak ada pengaruhnya. Hal ini
hanya didengarkan oleh pasangan suami istri tersebut, dan
termenung begitu lama. Terakhir mereka hanya berkata,
Biarkan kami memikirkannya kembali.

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba
pintu ruang kerjanya terbuka, pasangan suami-istri
tersebut.Martha menggigit bibirnya keras, suaminya
Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada
dokter. Kami ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi
harap Anda berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena
ini merupakan rahasia kami suami-istri selama beberapa
tahun.Dr.Adely menganggukkan kepalanya.

Itu adalah 10 tahun lalu, bulan 5 1992.Waktu itu anak kami
yang pertama, Eleana telah berusia 2 tahun. Martha bekerja
di sebuah restoran fast food.Setiap hari pukul 10 malam
baru pulang kerja. Malam itu, turun hujan lebat. Saat
Martha pulang kerja, seluruh jalanan telah tiada orang
satupun. Saat melalui suatu parkiran yang tak terpakai
lagi.

Martha mendengan suara langkah kaki, dengan ketakutan
memutar kepala untuk melihat, seorang remaja berkulit
hitam tengah berdiri di belakang tubuhnya.Orang tersebut
menggunakan sepotong kayu, memukulnya hingga pingsan, dan
memperkosanya. Saat Martha sadar, dan pulang ke rumah
dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1
malam.Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari
orang hitam itu untuk membuat perhitungan.Tapi telah tak
ada bayangan orang satupun. Malam itu kami hanya dapat
memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan.Sepertinya
seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia
melanjutkan kembali . Tak lama kemudian Martha mendapati
dirinya hamil. Kami merasa sangat ketakutan, kuatir bila
anak yang dikandungnya merupakan milik orang hitam
tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku
masih mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang
dikandungnya adalah bayi kami.Begitulah, kami ketakutan
menunggu beberapa bulan.Maret 1993, Martha melahirkan bayi
perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan.
Tapi mendengar suara tangisnya, kami sungguh tak
tega.Terlebih lagi bagaimanapun Martha telah
mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa.

Aku dan Martha merupakan warga Kristen yang taat, pada
akhirnya kami memutuskan untuk memeliharanya, dan
memberinya namaMonika.

Mata Dr.Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya
iamemahami kenapa bagi kedua suami istri tersebut kembali
mengandung anak merupakan hal yang sangat mengkuatirkan.
Ia berpikir sambil mengangguk-anggukkan kepala berkata
Memang jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun
akan sulit untuk mendapatkan donor yang cocok untuk
Monika.

Beberapa lama kemudian, ia memandang Martha dan berkata
Kelihatannya, kalian harus mencari ayah kandung Monika.
Barangkali sumsum tulangnya, atausumsum tulang belakang
anaknya ada yang cocok untuk Monika.Tetapi, apakah kalian
bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam kehidupan
kalian ?

Martha berkata : "Demi anak, aku bersedia berlapang dada
memaafkannya. Bila ia bersedia muncul menyelamatkannya.
Aku tak akan memperkarakannya.
Dr.Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu.
Berita pencarian yang istimewa ini mengakibatkan banjir
pedonor sumsum tulang belakang.

Terlebih lagi lewat waktu begitu lama, mau mencari sang
pemerkosa dimana Martha dan Peterson mempertimbangkannya
baik-baik, sebelum akhirnya memutuskan memuat berita
pencarian ini di koran dengan menggunakan nama samaran.
November 2002, di koranWayeli termuat berita pencarian
ini, Seperti yang digambarkan sebelumnya. Berita ini
memohon sang pelaku pemerkosaan waktu itu berani muncul,
demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak perempuan
penderita leukimia !

Begitu berita ini keluar, tanggapan masyarakat begitu
menggemparkan. Kotak suratdan telepon Dr. Adely bagaikan
meledak saja, kebanjiran suratmasuk dan telepon,
orang-orang terus >bertanya siapakah wanita ini
Merekaingin bertemu dengannya, berharap dapat >memberikan
bantuan padanya. Tetapi Martha menolak semua perhatian
mereka, iatak ingin mengungkapkan identitas sebenarnya,
lebih tak ingin lagi identitas Monika sebagai anak hasil
pemerkosaan terungkap.

Saat ini juga seluruh media penuh dengan diskusi tentang
bagaimana cerita ini berakhir.(suratkabar Roma) Komentar
dengan topik : Orang hitam itu akan munculkah ? Jika orang
hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita
sekarang menilainya Akankah menggunakan hukum yang berlaku
untuk menghakiminya Haruskah ia menerima hukuman dan
cacian untuk masa lalunya, ataukah ia harus menerima
pujian karena keberaniannya hari ini ? (Surat kabar
Wayeli) manulis topik Bila Anda orang berkulit hitam itu,
apa

Tindakan yang Anda lakukan? sebagai bahan diskusi. Dan
menarik berbagai pendapat akan sulitnya berada di dua
pilihan ini. Bagian penjara setempat terus berupaya
membantu Martha, memberikan laporan terpidana hukuman pada
tahun 1992 pada RS.Dikarenakan jumlah orang berkulit hitam
di kota ini hanya sedikit, maka dalam 10 tahun terakhir
ini juga hanya sedikit jumlah terhukum berkulit
hitam.Mereka berkata pada Martha :Sekalipun beberapa orang
bukanlah terhukum karena tindak perkosaan, tapi mungkin
beberapa juga menemui hal seperti ini.

Beberapa orang ini juga sebagian telah keluar penjara,
sebagian lainnya masih berada di dalam penjara.Martha dan
Peterson menghubungi beberapa orang ini, begitu banyak
terpidana waktu itu yang bersungguh-sungguh dan antusias
untuk memberikan petunjuk.

Tapi sayangnya, mereka semua bukanlah orang hitam yang
memperkosanya waktu itu.Tak lama kemudian, kisah Martha
menyebar ke seluruh rumah tahanan, tak sedikit terpidana
yang tergerak karena kasih ibu ini, tak peduli mereka
berkulit hitam maupun berkulit putih, mereka semua
bersukarela mendaftar untuk menjalani pemeriksaan sumsum
tulang belakang, berharap dapat mendonorkannya untuk
Monika. Tapi tak satupun pedonor yang memenuhi kriteria di
antara mereka.

Berita pencarian ini mengharukan banyak orang, tak sedikit
orang yang bersukarela untuk menjalani pemeriksaan sumsum
tulang belakang, untuk mengetahui apakah dirinya memenuhi
kriteria.Para sukarelawan semakin lama semakin bertambah,
di Wayeli timbullah wabah untuk mendonorkan sumsum tulang
belakang.

Hal yang mengejutkan adalah kesediaan para sukarelawan ini
menyelamatkan banyak penderita leukimia lainnya, sayangnya
Monika tak termasuk diantara mereka yang beruntung.Martha
dan Peterson menantikan dengan panik kemunculan si kulit
hitam.Akhirnya dua bulan telah lewat, orang ini tak
muncul-muncul juga.Dengan tidak tenang, mereka mulai
berpikir, mungkin orang hitam itu sudah telah meninggalkan
dunia ini Mungkin ia telah meninggalkan jauh-jauh kampung
halamannya. Sudah sejak lama tak berada di Itali.Mungkin
ia tak bersedia merusak kehidupannya sendiri, tak ingin
muncul

Tapi tak peduli bagaimanapun, asalkan Monika hidup sehari
lagi, mereka tak rela untuk melepaskan harapan untuk
mencari orang hitam itu.Disaat sebuah jiwa merana tak
menentu, harapan selalu disaat keputusasaan melanda
kembali muncul. Saat itu berita pencarian juga muncul di
Napulese, memporakporandakan perasaan seorang pengelola
toko minuman keras berusia 30 tahun. Iaseorang kulit
hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, iamemiliki
lembaran tergelam merupakan mimpi terburuknya di malam
berhujan itu. Ia adalah sang peran utama dalam kisah ini.
Tak seorangpun menyangka, Ajili yang sangat kaya raya itu,
pernah bekerja sebagai pencuci piring
panggilan.Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak
iamasih muda, ia yang tak pernah mengenyam dunia
pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang begitu
pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja
dengan

giat demi mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari
orang lain.




Tapi sialnya, bosnya merupakan seorang rasialis, yang
selalu mendiskriminasikannya.Tak peduli segiat apapun
dirinya, selalu memukul dan memakinya.17 Mei 1992,
merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang
kerja lebih awal merayakan hari ulang tahunnya. Siapa
menyangka, ditengah kesibukan ia memecahkan sebuah piring.
Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk menelan
pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos,
lalu berlari keluar meninggalkan restoran. Ditengah
kemarahannya ia bertekad untuk membalas dendam pada si
kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada seorangpun lewat,
dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk
membalaskandendamnya akibat pendiskriminasian, ia pun
memperkosa sang wanita yang tak berdosa ini.

Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan
ketakutan. Malam itu juga ia menggunakan uang ulang
tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese,
meninggalkan kota ini.Di Napulese, ia bertemu
keberuntungannya.Ajili mendapatkan pekerjaan dengan lancar
di restoran milik orang Amerika.Kedua pasangan Amerika ini
sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya dengan
anak perempuan merka, Lina, dan pada akhirnya juga
mempercayainya untuk mengelola toko mereka.Beberapa tahun
ini, iayang begitu tangkas, tak hanya memajukan bisnis
toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak yang lucu.

Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili
merupakan bos yang baik, suami yang baik, ayah yang
baik.Tapi hati nuraninya tetap membuatnya tak melupakan
dosa yang pernah diperbuatnya.

Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan
melindungi wanita yang pernah diperkosanya, berharap ia
selalu hidup damai dan tentram. Tapi ia menyimpan
rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi
hari itu, Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia
terus mempertimbangkan kemungkinan dirinyalah pelaku yang
dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah membayangkan bahwa
wanita malangitu mengandung anaknya, bahkan menanggung
tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang
awalnya bukanlah miliknya.


Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi
no.Telepon Dr.Adely.Tapi setiap kali, belum sempat menekan
habis tombol telepon, iatelah menutupnya kembali. Hatinya
terus bertentangan, bila ia bersedia mengakui semuanya,
setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini,
anak-anaknya tak akan lagi mencintainya, ia akan
kehilangan keluarganya yang bahagia dan istrinya yang
cantik. Juga akan kehilangan penghormatan masyarakat
disekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja
kerasnya bertahun-tahun. Malam itu, saat makan bersama,
seluruh keluarga mendiskusikan kasus Martha.Sang istri,
Lina berkata : : "Aku sangat mengagumi Martha. Bila aku
diposisinya, aku tak akan memiliki keberanian untuk
memelihara anak hasil perkosaan hingga dewasa. Aku lebih
mengagumi lagi suami Martha, ia sungguh pria yang patut
dihormati, tak disangka ia dapat menerima anak yang
demikian". Ajili termenung mendengarkan pendapat istrinya,
dan tiba-tiba mengajukan pertanyaan :Kalau begitu,
bagaimana kau memandang pelaku pemerkosaan itu ?

Sedikitpun aku tak akan memaafkannya !!! Waktu itu ia
sudah membuat kesalahan, kali ini juga hanya dapat
meringkuk menyelingkupi dirinya sendiri, ia benar-benar
begitu rendah, begitu egois, begitu pengecut ! Ia
benar-benar seorang pengecut ! demikian istrinya menjawab
dengan dipenuhi api kemarahan.Ajili mendengarkan saja, tak
berani mengatakan kenyataan pada istrinya.Malam itu,
anaknya yang baru berusia 5 tahun begitu rewel tak
bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili kehilangan
kesabaran dan menamparnya.Sang anak sambil menangis
berkata :"Kau ayah yang jahat, aku tak mau peduli kamu
lagi. Aku tak ingin kau menjadi ayahku".Hati Ajili bagai
terpukul keras mendengarnya, ia pun memeluk erat-erat sang
anak dan berkata : "Maaf, ayah tak akan memukulmu lagi.
Ayah yang salah, maafkan papa ya".

Sampai sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak
terkejut dibuatnya, dan buru-buru berkata padanya untuk
menenangkan ayahnya : "Baiklah, kumaafkan. Guru TK ku
bilang, anak yang baik adalah anak yang mau memperbaiki
kesalahannya. Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa
dirinya bagaikan terbakar dalam neraka. Dimatanya selalu
terbayang kejadian malam berhujan deras itu, dan bayangan
sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan jerit tangis
wanita itu. Tak henti-hentinya ia bertanya pada dirinya
sendiri : "Aku ini sebenarnya orang baik, atau orang jahat
?" Mendengar bunyi napas istrinya yang teratur, ia pun
kehilangan seluruh keberaniannya untuk berdiri. Hari
kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya mulai
merasakan adanya ketidakberesan pada dirinya, memberikan
perhatian padanya dengan menanyakan apakah ada masalah Dan
ia mencari alasan tak enak badan untuk meloloskan dirinya.
Pagi hari di jam kerja, sang karyawan menyapanya ramah :
"Selamat pagi, manager !" Mendengar itu, wajahnya
tiba-tiba menjadi pucat pasi, dalam hati dipenuhi perasaan
tak menentu dan rasa malu.Ia merasa dirinya hampir menjadi
gila saja rasanya.

Setelah berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak
dapat lagi terus diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia
berusaha sekuat tenaga menjaga suaranya supaya tetap
tenang : "Aku ingin mengetahui keadaan anak malang itu.
Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah.
Dr.Adely menambahkan kalimat terakhirnya berkata :"Entah
apa ia dapat menunggu hari kemunculan ayah kandungnya.
Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili yang paling
dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir
keluar, bagaimanapun anak itu juga merupakan darah
dagingnya sendiri ! Ia pun membulatkan tekad untuk
menolong Monika. Ia telah melakukan kesalahan sekali, tak
boleh kembali membiarkan dirinya meneruskan kesalahan ini.

Malam hari itu juga, ia pun mengobarkan keberaniannya
sendiri untuk memberitahu sang istri tentang segala
rahasianya. Terakhir ia berkata : "Sangatlah mungkin bahwa
aku adalah ayah Monika Aku harus menyelamatkannya Lina
sangat terkejut, marah dan terluka, mendengar semuanya, ia
berteriak marah :"Kau PEMBOHONG !" Malam itu juga
iamembawa ketiga anak mereka, dan lari pulang ke rumah
ayah ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang kisah
Ajili, kemarahan kedua suami-istri tersebut dengan segera
mereda.Mereka adalah dua orang tua yang penuh pengalaman
hidup, mereka menasehatinya :"Memang benar, kita patut
marah terhadap segala tingkah laku Ajili di masa lalu.
Tapi pernahkah kamu memikirkan, ia dapat mengulurkan
dirinya untuk muncul, perlu berapa banyak keberanian
besar.

Hal ini membuktikan bahwa hati nuraninya belum sepenuhnya
terkubur. Apakah kau mengharapkan seorang suami yang
pernah melakukan kesalahan tapi kini bersedia memperbaiki
dirinya Ataukah seornag suami yang selamanya menyimpan
kebusukan ini didalamnya ?" Mendengar ini Lina terpekur
beberapa lama. Pagi-pagi di hari keuda, ia langsung
kembali ke sisi Ajili, menatap mata sang suami yang
dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata
:"Ajili, pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu
!"

3 Februari 2003,
suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.8 Februari,
pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk
pemeriksaan DNA Ajili.Hasilnya Ajili benar-benar adalah
ayah Monika.Ketika Martha mengetahui bahwa orang hitam
pemerkosanya itu pada akhirnya berani memunculkan dirinya,
ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh tahun ini ia
terus memendam dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat
ini ia hanya dipenuhi perasaan terharu. Segalanya
berlangsung dalam keheningan.Demi untuk melindungi
pasangan Ajili dan pasangan Martha, pihak RS tidak
mengungkapkan dengan jelas identitas mereka semua pada
media, dan juga tak bersedia mengungkapkan keadaan
sebenarnya, mereka hanya memberitahu media bahwa ayah
kandung Monika telah ditemukan.

Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini.
Mereka terus-menerus menelepon, menulis suratpada Dr.
Adely, memohon untuk dapat menyampaikan kemarahan mereka
pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan mereka
padanya. Mereka berpendapat :"Barangkali ia pernah
melakukan tindak pidana, namun saat ini ia seorang
pahlawan !"

10 Februari,
kedua pasangan Martha dan suami memohon untuk dapat
bertemu muka langsung dengan Ajili.Awalnya Ajili tak
berani untuk menemui mereka, namun pada permohonan ketiga
Martha, iapun menyetujui hal ini.


18 Februari,
dalam ruang tertutup dan dirahasiakan di RS, Martha
bertemu langsung dengan Ajili.
Ajili baru saja memangkas rambutnya, saat ia melihat
Marth, langkah kakinya terasa sangatlah berat, raut
wajahnya memucat. Martha dan suaminya melangkah maju, dan
mereka bersama-sama saling menjabat tangan masing-masing,
sesaat ketiga orang tersebut diam tanpa suara menahan
kepedihan, sebelum akhirnya air mata mereka bersama-sama
mengalir. Beberapa waktu kemudian, dengan suara serak
Ajili berkata : "Maaf...mohon maafkan aku !"

Kalimat ini telah terpendam dalam hatiku selama 10 tahun.
Hari ini akhirnya aku mendapat kesempatan untuk
mengatakannya langsung kepadamu.Martha menjawab :"Terima
kasih Kau dapat muncul. Semoga Tuhan memberkati, sehingga
sumsum tulang belakangmu dapat menolong putriku".

19 Februari,
Dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang
Ajili.Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok
bagi Monika Sang dokter berkata dengan antusias : "Ini
suatu keajaiban !"

22 Februari 2003,
Sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya
terkabulkan.Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili,
dan pada akhirnyaMonika telah melewati masa kritis. Satu
minggu kemudian, Monika boleh keluar RS dengan sehat
walafiat. Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan
secara khusus mengundang Ajili dan Dr. Adely datang
kerumah mereka untuk merayakannya.Tapi hari itu Ajili
tidak hadir, ia memohon Dr. Adely membawa suratnya bagi
mereka. Dalam suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa
malunya berkata :"Aku tak ingin kembali mengganggu
kehidupan tenang kalian. Aku berharap Monika berbahagia
selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama kalian.Bila kalian
menghadapi kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku, aku
akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu kalian". Saat
ini juga, aku sangat berterima kasih pada Monika, dari
dalam lubuk hatiku terdalam, dialah yang memberiku
kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang membuatku dapat
memiliki kehidupan yang benar-benar bahagia di saparoh
usiaku selanjutnya.Ini adalah hadiah yang ia berikan
padaku !

Berapa Malaikat Yang Telah Anda Temui Hari ini

Ya berapa malaikat yang sudah kau temui hari ini?
Atau hari kemarin?
Di dalam perjalananmu menuju tempat kerja?
Atau dalam perjalananmu menuju ke rumah kembali?
Berapa?

Bahkan itu di rumahmu sendiri.
Berapa malaikat yang kau temui?

Tidak ada?
Tidak mungkin! Siapa bilang?

Mari kita ingat-ingat lagi...

Mungkin dia yang membuatmu marah-marah karena
membuatmu terbangun di tengah malam buta. Membuatmu
terjaga dengan tangisan. Dan kau hanya berkata dengan
bersungut-sungut, "Anak siapa sih? Rese amat
malem-malem nangis. Berisik!"

Padahal mungkin ia membangunkanmu untuk sesuatu hal
bermanfaat yang bisa kau lakukan di tengah malam itu.

Mungkin dia yang membuatmu sewot, ketika kau
bertabrakan badan di jalan sehingga membuatmu
terjatuh. Dan kau menjadi sedikit sakit dan malu. Dan
kau membentaknya dengan ucapan, "Pake mata dong kalo
jalan!"
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berlatih bersabar
dan malahan justru jika ia tidak menabrakmu kau akan
sedetik lebih cepat dan mungkin ceritanya akan
berbeda. Tertabrak mobil barangkali.

Mungkin dia yang membuatmu berpikir buruk, sebab
setiap hari ia selalu menengadahkan tangan padamu
dengan pakaian compang-camping dan baju dekilnya.
Sehingga membuat ini terbersit di pikiranmu, "Males
amat sih ini orang. Badan masih seger gitu loh?"
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berpikir positif
dan lebih bermurah rejeki, setidaknya bermurah senyum.

Ya. Cobalah ingat-ingat lagi. Berapa kali dalam sehari
kau membentak, menghardik, membenci, berprasangka,
mencibir, memaki orang lain?

Berapa kali?

Sebab mungkin sebanyak itu pulalah kau berlaku tidak
sepantasnya pada malaikat.

Senyumlah setiap hari pada siapapun yang kau jumpai.
Berpikirlah positif pada setiap orang yang kau temui.
Perlakukanlah orang lain dengan cara yang sama seperti
kau mengharapkan orang lain memperlakukanmu. Tuhan
selalu "bekerja" dengan cara yang misterius.
Maka, selalu lah peka dalam menyikapi semua ini.

Kalung Mutiara

Alkisah ada seorang gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari, ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, gadis cilik itu melihat sebuah kalung mutiara tiruan. Indah, meskipun harganya cuma 2.5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya

Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: "Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti, sesampai di rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada ibu." "Okay," kata si gadis setuju.

Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari, sang gadis dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulangtahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia pakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke gereja, ke supermarket, bermain, dan tidur, kecuali mandi. "Nanti lehermu jadi hijau," kata ibunya. Dia juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya.

Setiap menjelang tidur, sang ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya. Suatu hari, seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepadanya: "Anakku, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah." "Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah." "Ya, ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru. Tapi, jangan ayah ambil kalungku." "Ya, anakku, tidak apa-apa. Tidurlah." Sang Ayah lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: "Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi: "Anakku, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu." "Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?" "Ya, jangan kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat, kan? Itu mainan favoritku. Rambutku panjang, lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya, dan sebagainya. Ambillah, Yah. Asal ayah jangan minta kalungku. Ya?" "Sudahlah, nak. Lupakanlah," kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu, Si gadis cilik terus berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak. Beberapa hari kemudian, ketika ayahnya membacakan cerita, dia duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya, sambil berkata: "Ayah, terimalah ini".

Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpidah ke tangan sang ayah. Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu Kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah, dan sangat mahal.

Ia telah menyimpannya begitu lama, untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Begitu pula dengan Bapa di Surga. Seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga.

Kisah di Musim Dingin (True Story, Dimuat dalam Xia Wen Pao, 2007)

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun,
Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan
menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan
membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil
lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat
keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei
menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak
terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya
benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain
dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk
menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya
untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari
luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran,
pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu
tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan
sudah tidak bernyawa. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis
meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan
membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang-goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan
nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.
Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus
kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada
kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap
terbaca *,"Hi..hi..hi.. mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku
membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli
biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang
tahun."